Jakarta, 26 April 2025 – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, membuka peluang kerja sama strategis yang lebih luas dengan Yordania di sektor produksi asam fosfat. Pertemuannya dengan Chairman of the Board of Director Jordan Phosphate Mines Company (JPMC), Mohammad Thneibat, dan Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, menandai langkah konkret untuk meningkatkan kolaborasi antara perusahaan BUMN Indonesia dan perusahaan tambang fosfat terkemuka asal Yordania tersebut. Fokus utama kerja sama ini adalah peningkatan produksi asam fosfat, bahan baku vital dalam pembuatan pupuk NPK yang sangat dibutuhkan oleh sektor pertanian Indonesia dan pasar global.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan melalui akun Instagram pribadinya (@erickthohir), Erick Thohir menekankan pentingnya ekspansi kerja sama strategis antara Petrokimia Gresik dan JPMC. "Kami ingin membuka peluang ekspansi kerja sama strategis eksisting antara JPMC dengan PT Petrokimia Gresik, dalam produksi asam fosfat, yang digunakan untuk meningkatkan produksi khususnya pupuk NPK," tegasnya. Pernyataan ini mengindikasikan adanya kerja sama yang telah berjalan sebelumnya, namun kini akan ditingkatkan skalanya dan cakupannya untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Langkah ini bukan sekadar upaya untuk memenuhi kebutuhan domestik, melainkan juga memiliki ambisi yang lebih luas dalam peta ekonomi global. Erick Thohir secara eksplisit menyatakan harapannya agar Indonesia dapat menjadi pusat suplai pupuk dunia (fertilizer hub). Proyeksi peningkatan permintaan pupuk secara global menjadi landasan utama dari strategi ini. Dengan meningkatkan kapasitas produksi asam fosfat, Indonesia berpotensi untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat, tetapi juga menjadi pemain kunci dalam pasar internasional yang kompetitif.
Permintaan pupuk dunia yang terus meningkat merupakan faktor pendorong utama di balik inisiatif ini. Pertumbuhan populasi global dan meningkatnya kebutuhan pangan dunia telah menciptakan permintaan yang tinggi terhadap pupuk, sehingga menciptakan peluang pasar yang signifikan bagi negara-negara produsen. Indonesia, dengan potensi sumber daya alamnya dan posisi geografisnya yang strategis, diyakini memiliki potensi besar untuk menjadi pusat distribusi dan produksi pupuk global. Kerja sama dengan JPMC, yang memiliki reputasi dan pengalaman yang mumpuni di bidang pertambangan fosfat, dianggap sebagai langkah strategis untuk mewujudkan ambisi tersebut.
Keberhasilan kerja sama ini bergantung pada beberapa faktor kunci. Pertama, akses terhadap teknologi dan keahlian JPMC akan menjadi faktor penentu dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas produksi asam fosfat di Indonesia. JPMC, sebagai perusahaan terkemuka di bidangnya, memiliki pengetahuan dan teknologi terkini yang dapat ditransfer dan diimplementasikan di Indonesia. Hal ini akan mempercepat proses peningkatan kapasitas produksi dan kualitas pupuk yang dihasilkan.
Kedua, investasi yang signifikan akan diperlukan untuk membangun infrastruktur dan fasilitas produksi yang memadai. Peningkatan kapasitas produksi asam fosfat membutuhkan investasi dalam teknologi, peralatan, dan sumber daya manusia yang terampil. Kerja sama ini diharapkan dapat menarik investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk mendukung pengembangan industri pupuk di Indonesia. Pemerintah diharapkan akan berperan aktif dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memberikan insentif yang menarik bagi investor.
Ketiga, aspek keberlanjutan lingkungan juga harus menjadi pertimbangan utama dalam kerja sama ini. Proses produksi asam fosfat dapat berdampak pada lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, kerja sama ini harus mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan, dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan dan praktik pengelolaan yang bertanggung jawab. Hal ini penting untuk memastikan bahwa peningkatan produksi pupuk tidak mengorbankan kelestarian lingkungan.
Keempat, kerja sama ini juga perlu mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Peningkatan produksi pupuk harus memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, baik dalam hal kesempatan kerja maupun peningkatan kesejahteraan. Program pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sumber daya manusia lokal harus menjadi bagian integral dari proyek ini.
Secara keseluruhan, kerja sama antara Indonesia dan Yordania di sektor produksi asam fosfat ini memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan memperkuat posisi Indonesia di pasar pupuk global. Namun, kesuksesan kerja sama ini membutuhkan perencanaan yang matang, komitmen yang kuat dari semua pihak yang terlibat, serta pengelolaan yang efektif dan efisien. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian BUMN dan Petrokimia Gresik, memiliki peran penting dalam memastikan bahwa kerja sama ini berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan ini tidak hanya akan berdampak positif bagi Indonesia, tetapi juga akan berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan global. Langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam industri pupuk global, sekaligus menjawab tantangan peningkatan kebutuhan pangan dunia di masa depan. Pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan juga diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan dampak positif jangka panjang dari kerja sama ini.