Pangandaran, Jawa Barat – Proyek revitalisasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran sepanjang 82 kilometer menandai babak baru bagi sektor pariwisata dan infrastruktur di Jawa Barat. Setelah sekian lama terbengkalai, jalur kereta api bersejarah ini bersiap untuk kembali beroperasi, menghidupkan kembali tiga terowongan legendaris peninggalan kolonial Belanda yang menyimpan cerita panjang perjalanan waktu. Rencana ambisius ini diyakini akan memberikan dampak signifikan, baik bagi perekonomian lokal maupun pengembangan destinasi wisata Pangandaran.
Jalur kereta api yang membentang dari Banjar menuju Pangandaran ini akan melintasi tiga terowongan bersejarah yang menyimpan nilai sejarah dan arsitektur yang luar biasa: Terowongan Hendrik, Wilhelmina, dan Juliana. Ketiga terowongan ini, yang usianya telah lebih dari seabad, menjadi saksi bisu perjalanan kereta api di masa lalu dan kini siap untuk kembali berperan dalam menghubungkan masyarakat dan membuka aksesibilitas menuju destinasi wisata Pantai Pangandaran.
Kondisi ketiga terowongan tersebut, meskipun telah melewati uji waktu selama lebih dari satu abad, masih relatif kokoh. Namun, tanda-tanda usia dan kerusakan di beberapa bagian tak dapat diabaikan. Perbaikan dan perawatan yang terencana dan komprehensif menjadi kunci keberhasilan proyek revitalisasi ini. Proses restorasi tidak hanya sekadar memperbaiki kerusakan fisik, tetapi juga mempertahankan keaslian struktur bangunan bersejarah tersebut. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim restorasi yang harus menyeimbangkan antara aspek fungsionalitas dan pelestarian nilai sejarah.
Kepala Bidang Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran, Sugeng, memberikan informasi detail mengenai lokasi ketiga terowongan tersebut. Terowongan Hendrik terletak di Desa Kalipucang, Terowongan Wilhelmina berada di Desa Bagolo, dan Terowongan Juliana berada di Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang. Ketiga desa tersebut kini bersiap untuk menyambut dampak positif dari proyek revitalisasi ini, baik dari segi peningkatan ekonomi maupun peningkatan kunjungan wisatawan. Keberadaan terowongan-terowongan ini diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata tersendiri, menambah kekayaan destinasi wisata Pangandaran yang sudah terkenal akan keindahan pantainya.
Proyek revitalisasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran bukan hanya sekadar pembangunan infrastruktur semata. Ini merupakan proyek bernilai sejarah yang menghidupkan kembali warisan masa lalu dan mengintegrasikannya dengan pembangunan masa depan. Keberadaan jalur kereta api ini di masa lalu telah memainkan peran penting dalam konektivitas dan perekonomian daerah. Kini, dengan revitalisasinya, diharapkan dapat kembali berperan sebagai penggerak ekonomi lokal, khususnya bagi masyarakat di sekitar jalur kereta api. Peningkatan aksesibilitas menuju Pangandaran akan membuka peluang bagi pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) lokal, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan kembali jalur kereta api ini juga akan berdampak positif bagi sektor pariwisata. Akses yang lebih mudah dan nyaman menuju Pangandaran akan menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan pendapatan daerah dan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah daerah diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengembangkan berbagai paket wisata yang terintegrasi dengan jalur kereta api, misalnya wisata sejarah yang mengunjungi ketiga terowongan tersebut, wisata kuliner khas Pangandaran, dan wisata alam lainnya.
Namun, proyek revitalisasi ini juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Selain tantangan teknis dalam perbaikan terowongan dan jalur kereta api, aspek perencanaan dan pengelolaan yang matang juga sangat penting. Koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya sangat krusial untuk memastikan proyek ini berjalan lancar dan sesuai dengan target. Perencanaan yang matang juga mencakup aspek lingkungan, untuk memastikan proyek ini berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Selain itu, pemeliharaan dan perawatan jalur kereta api setelah revitalisasi juga menjadi hal yang penting. Agar jalur kereta api ini dapat beroperasi secara optimal dan berkelanjutan dalam jangka panjang, diperlukan komitmen dan anggaran yang cukup untuk pemeliharaan dan perawatan rutin. Hal ini akan menjamin keselamatan dan kenyamanan para penumpang serta memastikan kelangsungan operasional jalur kereta api.
Proyek revitalisasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran ini merupakan langkah strategis dalam pengembangan infrastruktur dan pariwisata di Jawa Barat. Dengan mengembalikan fungsi jalur kereta api yang bersejarah ini, diharapkan akan terjadi peningkatan konektivitas, pertumbuhan ekonomi, dan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Keberhasilan proyek ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi masyarakat Pangandaran, tetapi juga akan menjadi contoh sukses bagi pengembangan infrastruktur dan pariwisata di daerah lain di Indonesia. Ketiga terowongan bersejarah tersebut, bukan hanya sekadar infrastruktur tua, tetapi juga menjadi simbol sejarah dan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan diintegrasikan dengan pembangunan modern. Semoga proyek ini dapat berjalan lancar dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Jawa Barat. Keberhasilannya akan menjadi bukti nyata bahwa pembangunan infrastruktur dapat berjalan beriringan dengan pelestarian sejarah dan budaya.