Satu Abad Mengaspal: Peringatan Seabad Operasional KRL di Indonesia

Jakarta, 22 April 2025 – Sejarah panjang moda transportasi kereta rel listrik (KRL) di Indonesia mencapai tonggak monumental: satu abad pengabdian melayani masyarakat. Tepat 100 tahun lalu, pada 6 April 1925, kereta api listrik pertama kali melintas di tanah air, menandai era baru mobilitas perkotaan yang hingga kini terus berkembang. Peringatan seabad ini dirayakan meriah oleh KAI Commuter dengan parade kereta-kereta ikonik, mengingatkan perjalanan panjang dan transformasi teknologi yang telah dilalui.

Di Stasiun Jakarta Kota, jantung ibukota, suasana semarak mewarnai perayaan tersebut. Rangkaian lokomotif listrik ESS 3200, sebuah warisan bersejarah tahun pembuatan 1927, menjadi pusat perhatian. Lokomotif tua nan gagah ini, bersanding dengan berbagai armada KRL yang beroperasi saat ini, mencerminkan evolusi teknologi dan desain kereta api di Indonesia selama seabad terakhir. Parade ini menampilkan beragam jenis KRL, mulai dari lokomotif ESS 3200 yang bersejarah, livery JALITA yang penuh nostalgia, KRL CRRC buatan Tiongkok, hingga KRL terbaru produksi dalam negeri dari PT INKA (Persero). Tampilan visual ini menjadi bukti nyata perjalanan panjang KRL dalam melayani mobilitas masyarakat Jabodetabek.

Direktur Utama Kereta Commuter Indonesia (KCI), Asdo Artrivianto, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas pencapaian monumental ini. Ia menekankan bahwa perjalanan panjang KRL tak lepas dari peran penting berbagai pihak, mulai dari para pekerja keras di balik operasional kereta hingga dukungan pemerintah dan masyarakat. Asdo juga mengungkapkan sejarah awal mula KRL di Indonesia. KRL pertama, yang diimpor langsung dari Belanda, populer dengan sebutan "kereta Bon-Bon" karena bentuknya yang unik, mirip dengan permen cokelat bon-bon. Desain yang sederhana namun fungsional ini menjadi cikal bakal sistem transportasi massal yang kini menjadi tulang punggung mobilitas jutaan penumpang di Jabodetabek.

Jalur perdana KRL menghubungkan Tanjung Priok dan Jatinegara. Pemilihan rute ini didasarkan pada pertimbangan strategis: aksesibilitas yang mudah, dukungan terhadap kawasan bisnis di sekitarnya, dan integrasi dengan kawasan pelabuhan yang menjadi pusat perekonomian kala itu. Sistem kelistrikan yang menggerakkan kereta-kereta ini pun menarik untuk dicermati. Energi yang digunakan berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ubrug di Sukabumi, Jawa Barat, sebuah bukti pemanfaatan energi terbarukan yang telah diterapkan sejak awal operasional KRL. PLTA Ubrug, yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1923 dan mulai beroperasi pada tahun 1924, menunjukkan perencanaan yang matang dan visi ke depan dalam membangun infrastruktur pendukung transportasi massal.

Seiring perkembangan zaman, teknologi KRL juga mengalami transformasi signifikan. Indonesia telah menerima bantuan teknis dan teknologi dari berbagai negara, terutama Jepang. Saat ini, sebagian besar KRL yang melayani masyarakat Jabodetabek merupakan hasil kerja sama dan transfer teknologi dari Negeri Matahari Terbit. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan kapasitas layanan KRL, sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi.

Satu Abad Mengaspal: Peringatan Seabad Operasional KRL di Indonesia

Kini, setelah satu abad melayani masyarakat, KRL telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan perkotaan di Jabodetabek. Lebih dari 1.048 perjalanan KRL beroperasi setiap hari, mengangkut jutaan penumpang dari berbagai latar belakang dan tujuan. KRL telah berevolusi dari sekadar moda transportasi menjadi simbol konektivitas, efisiensi, dan kemajuan. Kehadirannya telah mengurangi kemacetan lalu lintas, memudahkan akses masyarakat ke berbagai kesempatan kerja dan pendidikan, serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi perkotaan.

Perayaan seabad KRL bukan hanya sekadar seremoni, melainkan juga momentum refleksi atas perjalanan panjang dan capaian yang telah diraih. Ini juga menjadi pijakan untuk menatap masa depan. KCI berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan, mengembangkan infrastruktur, dan berinovasi dalam teknologi untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat yang terus berkembang. Tantangan ke depan tentu masih banyak, termasuk peningkatan kapasitas angkut, integrasi dengan moda transportasi lain, dan pengembangan sistem yang lebih ramah lingkungan.

Namun, dengan sejarah panjang dan pengalaman yang telah teruji, KCI optimistis mampu menghadapi tantangan tersebut. Peringatan seabad KRL menjadi bukti nyata komitmen KCI untuk terus melayani masyarakat dan menjadi bagian dari solusi mobilitas perkotaan yang berkelanjutan. Parade kereta-kereta ikonik di Stasiun Jakarta Kota menjadi simbol perjalanan panjang dan transformasi yang telah dilalui, serta menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus berinovasi dan membangun sistem transportasi yang lebih baik bagi Indonesia. Satu abad telah berlalu, namun perjalanan KRL dalam melayani masyarakat masih panjang dan penuh harapan. Semoga di abad kedua ini, KRL akan terus menjadi andalan masyarakat dan berperan penting dalam pembangunan bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *