Jakarta, 21 April 2025 – Di tengah hiruk-pikuk perayaan Hari Kartini, sebuah kisah inspiratif muncul dari Palu, Sulawesi Tengah. Faizal, seorang pengurus Panti Asuhan Raudhatul Ummat, menjadi representasi nyata semangat Kartini di era modern. Bukan dengan pidato lantang, melainkan dengan kerja keras dan kegigihannya dalam menghidupi puluhan anak yatim piatu di panti asuhan yang dipimpinnya, Faizal membuktikan bahwa emansipasi perempuan tak hanya sebatas wacana, melainkan realitas yang mampu mengubah hidup.
Direktur Utama Permodalan Nasional Madani (PNM), Arief Mulyadi, memberikan apresiasi tinggi atas perjuangan Faizal dan para perempuan tangguh lainnya yang menjadi nasabah PNM Mekaar. "Mereka bukan hanya membangun usaha, tetapi juga membangun harapan," ujar Arief dalam keterangan tertulisnya. "Di balik langkah kecil mereka, ada kekuatan besar yang menghidupi keluarga dan komunitas. PNM bangga bisa mendampingi setiap proses tumbuh mereka, karena Kartini hari ini layak diberi ruang, diberi dukungan, dan terus disemangati."
Kisah Faizal dimulai dari titik terendah. Kehilangan suami, tulang punggung keluarga, menjadi pukulan telak bagi perempuan ini. Namun, di tengah kepiluan, Faizal menyadari tanggung jawab besar yang ada di pundaknya: menghidupi puluhan anak panti asuhan yang telah menganggapnya sebagai ibu. Panti asuhan bagi Faizal bukanlah sekadar bangunan fisik, melainkan rumah yang dibangun dari kasih sayang dan diperjuangkan tanpa pamrih.
Dihadapkan pada tantangan ekonomi yang berat, Faizal tak patah arang. Ia mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan hidup para anak asuhnya. Berbekal tekad yang kuat dan semangat pantang menyerah, Faizal menemukan secercah harapan melalui program PNM Mekaar. Program pembiayaan mikro yang dirancang khusus untuk pemberdayaan perempuan ini menjadi angin segar bagi Faizal.
Dengan modal yang diperoleh dari PNM Mekaar, Faizal memulai usaha pembuatan kue. Langkah awal yang sederhana, namun sarat makna. Setiap pagi, Faizal menitipkan kue buatannya di berbagai kios. Usaha kecil ini, yang mungkin tampak sepele bagi sebagian orang, merupakan bukti nyata perjuangan seorang perempuan yang gigih dalam menghadapi kesulitan. Ia tak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk masa depan 35 anak yang berada di bawah asuhannya.
Perjuangan Faizal jauh dari sorotan media dan gemerlap panggung. Ia bukan seorang tokoh publik yang namanya dikenal luas. Namun, dampak positif yang diberikannya sangat signifikan bagi kehidupan para anak panti asuhan. Ia adalah contoh nyata bagaimana seorang perempuan dapat menjadi kekuatan yang mampu mengubah nasib dan masa depan orang lain. Melalui tangan-tangannya yang terampil dan semangatnya yang tak pernah padam, Faizal telah menebar harapan di tengah keterbatasan.
Kisah Faizal mencerminkan semangat Kartini yang terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat Indonesia. Ia adalah representasi dari ribuan perempuan tangguh lainnya yang berjuang tanpa lelah untuk keluarga dan komunitasnya. Mereka mungkin tidak selalu berada di garis depan, tidak selalu mendapatkan pengakuan luas, namun kontribusi mereka sangatlah berarti bagi pembangunan bangsa.
PNM Mekaar, sebagai salah satu program pemberdayaan perempuan, berperan penting dalam mendukung perjuangan para "Kartini masa kini" seperti Faizal. Program ini tidak hanya memberikan akses modal, tetapi juga memberikan pelatihan dan pendampingan usaha, sehingga para perempuan dapat mengembangkan bisnisnya secara berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan visi PNM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan memberdayakan masyarakat, khususnya perempuan di daerah pedesaan dan perkotaan yang kurang mampu.
Melalui program-program seperti PNM Mekaar, pemerintah dan lembaga terkait berupaya untuk menciptakan ruang yang lebih luas bagi perempuan untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Dukungan dan pendampingan yang diberikan tidak hanya berupa akses modal, tetapi juga meliputi pelatihan keterampilan, pengembangan kapasitas usaha, dan akses pasar. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan usaha dan peningkatan kesejahteraan para perempuan penerima manfaat.
Kisah Faizal juga menjadi pengingat bahwa emansipasi perempuan bukan hanya tentang kesetaraan gender dalam ruang publik, tetapi juga tentang pemberdayaan ekonomi yang memungkinkan perempuan untuk mandiri dan berkontribusi secara signifikan bagi keluarganya dan masyarakat. Ia membuktikan bahwa perempuan mampu menjadi tulang punggung keluarga dan memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi.
Keberhasilan Faizal dalam menjalankan usaha kue dan menghidupi panti asuhan bukan hanya berkat kerja kerasnya sendiri, tetapi juga berkat dukungan dari berbagai pihak, termasuk PNM Mekaar. Kisah ini menjadi inspirasi bagi perempuan lain untuk berani bermimpi, berani berjuang, dan berani mengubah nasibnya sendiri. Faizal adalah bukti nyata bahwa semangat Kartini masih tetap hidup dan terus menginspirasi generasi penerus untuk mewujudkan cita-cita yang lebih baik. Ia adalah bukti nyata bahwa perempuan Indonesia mampu menjadi agen perubahan dan pembangunan di negeri ini. Kisahnya patut menjadi teladan dan inspirasi bagi kita semua. Perjuangannya yang sunyi, namun berdampak besar, mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan mendukung perempuan dalam membangun masa depan yang lebih baik.