Kemacetan Parah di Tol Wiyoto Wiyono: Imbas Lonjakan Volume Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Jakarta, 18 April 2024 – Kemacetan panjang yang melumpuhkan akses Tol Wiyoto Wiyono menuju Pelabuhan Tanjung Priok beberapa hari lalu bukan sekadar insiden lalu lintas biasa. Di baliknya terungkap permasalahan struktural yang menggarisbawahi tantangan pengelolaan arus barang dan logistik di salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. Peningkatan drastis volume bongkar muat peti kemas di New Priok Container Terminal One (NPCT1) menjadi biang keladi kemacetan yang bahkan menjalar hingga ke jalan tol.

PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), pengelola ruas tol yang dilanda kemacetan, mengkonfirmasi hal tersebut. Kepala Departemen Corporate Communication CMNP, Madeline D. Rusli, menjelaskan bahwa kepadatan lalu lintas yang terjadi sejak Rabu malam, 16 April 2024, sekitar pukul 22.23 WIB, disebabkan oleh membludaknya truk trailer yang terhambat masuk ke area pelabuhan. Antrean panjang kendaraan berat tersebut bahkan meluas hingga ke luar area pelabuhan dan merembet ke jalan tol, mengakibatkan dampak signifikan terhadap arus lalu lintas di Tol Dalam Kota.

"Kepadatan lalu lintas pada Tol Tanjung Priok arah Pelabuhan disebabkan oleh meningkat/tingginya mobilitas kendaraan truk trailer yang tidak dapat masuk ke area Pelabuhan," ujar Madeline dalam keterangan resminya. Ia menambahkan, antrean truk tersebut telah menimbulkan kemacetan yang cukup parah, mengganggu kelancaran lalu lintas di jalur vital tersebut.

Menanggapi situasi darurat ini, CMNP mengaku telah mengambil sejumlah langkah mitigasi. Upaya yang dilakukan meliputi penyebaran informasi arus lalu lintas terkini melalui Variable Message Signs (VMS), pemantauan ketat melalui CCTV, dan rekayasa lalu lintas di sejumlah pintu keluar tol, seperti pintu keluar Tol Plumpang, Tanjung Priok 1, dan Kebon Bawang. Kerjasama dengan pihak kepolisian juga dimaksimalkan untuk mengurai kemacetan dan mengatur arus lalu lintas.

"Mengatasi kondisi kepadatan lalu lintas dengan memberikan informasi lalu lintas melalui Variable Message Signs (VMS), melakukan pemantauan melalui CCTV, melakukan rekayasa lalu lintas di beberapa pintu keluar Tol," jelas Madeline, menekankan komitmen perusahaan dalam mengatasi permasalahan ini.

Kemacetan Parah di Tol Wiyoto Wiyono: Imbas Lonjakan Volume Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Namun, permasalahan yang mendasar terletak pada lonjakan volume bongkar muat di pelabuhan itu sendiri. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, sebagai operator pelabuhan, mengakui adanya peningkatan signifikan dalam arus barang peti kemas yang memerlukan proses receiving delivery. Chandra Irawan, Senior Manager Komersial Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, mengungkapkan bahwa peningkatan tersebut mencapai hampir 100% di NPCT1.

"Betul (macet disebabkan peningkatan volume bongkar muat petikemas). Volume kegiatan receiving delivery lagi tinggi, khususnya di NPCT1," ungkap Chandra. Ia menjelaskan, jumlah truk yang masuk ke NPCT1 melonjak drastis. Jika biasanya rata-rata kurang dari 2.500 truk per hari, maka pada hari kejadian, jumlahnya mencapai lebih dari 4.000 truk.

Chandra memastikan bahwa sistem operasi di terminal dan area umum pintu masuk NPCT1 berfungsi normal tanpa kendala teknis. Tidak ada hambatan yang disebabkan oleh error sistem, baik di gerbang pelabuhan maupun di Terminal Petikemas Pelabuhan Priok. Ia juga menegaskan bahwa kegiatan bongkar muat kapal berjalan lancar tanpa kendala berarti.

Kejadian ini mengungkap celah dalam sistem manajemen lalu lintas barang di Pelabuhan Tanjung Priok. Lonjakan volume yang mencapai hampir dua kali lipat dari kapasitas normal menunjukkan perlunya antisipasi dan strategi yang lebih komprehensif untuk mengelola arus barang yang fluktuatif. Kemacetan yang terjadi bukan hanya menimbulkan kerugian ekonomi akibat terhambatnya distribusi barang, tetapi juga menunjukkan ketidaknyamanan dan kerugian bagi pengguna jalan.

Peristiwa ini menjadi sorotan penting bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan pelabuhan. Peningkatan kapasitas infrastruktur, optimalisasi sistem operasional, dan koordinasi yang lebih efektif antara Pelindo, CMNP, dan pihak berwenang lainnya menjadi krusial untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Investasi dalam teknologi dan sistem informasi yang lebih canggih juga perlu dipertimbangkan untuk memantau dan mengelola arus barang secara real-time, sehingga dapat dilakukan antisipasi dini terhadap potensi kemacetan.

Lebih jauh, diperlukan kajian mendalam mengenai kapasitas infrastruktur pendukung pelabuhan, termasuk akses jalan dan tol menuju pelabuhan. Apakah kapasitas jalan dan tol saat ini sudah memadai untuk menampung lonjakan volume truk yang mungkin terjadi di masa mendatang? Jika tidak, perlu segera dilakukan perencanaan dan pembangunan infrastruktur yang lebih memadai.

Kemacetan di Tol Wiyoto Wiyono menjadi pengingat penting akan pentingnya sinergi dan koordinasi antar lembaga terkait dalam mengelola sistem logistik nasional. Kejadian ini bukan hanya masalah lalu lintas semata, tetapi juga cerminan dari kompleksitas tantangan dalam mengelola arus barang di pelabuhan yang menjadi urat nadi perekonomian negara. Solusi yang komprehensif dan berkelanjutan diperlukan untuk memastikan kelancaran arus barang dan mencegah terulangnya kemacetan yang merugikan semua pihak. Ke depan, transparansi informasi dan komunikasi yang efektif antara semua pihak terkait menjadi kunci untuk mengantisipasi dan mengatasi permasalahan serupa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *