Jakarta, 20 April 2025 – Kunjungan kerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania baru-baru ini membuahkan hasil yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Selain memperkuat hubungan diplomatik, Prabowo berhasil merangkul sejumlah kesepakatan ekonomi strategis yang berpotensi besar mendorong pertumbuhan di berbagai sektor. Dari industri pertahanan hingga pertanian, dampak positif dari kunjungan ini diperkirakan akan terasa dalam jangka panjang.
Kerja Sama Pertahanan dengan Turki: Menuju Jet Tempur Canggih dan Kapal Selam
Salah satu capaian terpenting kunjungan Prabowo adalah peningkatan kerja sama pertahanan dengan Turki. Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan teknologi pertahanan canggih milik Turki. Indonesia dan Turki telah memiliki joint venture di sektor pertahanan, dan kerja sama ini akan ditingkatkan melalui partisipasi Indonesia dalam pengembangan jet tempur generasi kelima, KAAN, serta pembangunan kapal selam. Keterlibatan Indonesia dalam proyek-proyek ambisius ini tidak hanya akan memperkuat kapabilitas pertahanan nasional, tetapi juga membuka peluang transfer teknologi dan peningkatan industri pertahanan dalam negeri.
Lebih jauh lagi, Prabowo juga membuka pintu bagi investasi Turki di Indonesia. Ia secara khusus mengundang para pengusaha Turki untuk menanamkan modal di sektor-sektor strategis seperti baterai, energi terbarukan, dan industri tekstil. Pemerintah Indonesia siap memberikan dukungan penuh, termasuk kemudahan perizinan dan infrastruktur, untuk menarik investasi asing di sektor-sektor tersebut. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendorong diversifikasi ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru.
Investasi Jumbo dari Qatar: Rp 33 Triliun untuk Proyek Strategis Bersama Danantara
Di Qatar, Prabowo berhasil mengamankan komitmen investasi senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 33,4 triliun (kurs Rp 16.700) dari Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani. Investasi ini akan disalurkan melalui kerja sama dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), membentuk sebuah dana bersama. Meskipun detail proyek yang akan dibiayai masih belum diungkapkan secara rinci, Prabowo memastikan bahwa kesepakatan ini akan segera ditindaklanjuti. Investasi besar-besaran ini menunjukkan kepercayaan investor internasional terhadap potensi ekonomi Indonesia dan komitmen pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Selain investasi, Prabowo juga berhasil memperkuat kerja sama bilateral dengan Qatar melalui pembentukan mekanisme Strategic Dialogue (SD) tahunan pada tingkat Menteri Luar Negeri. SD ini akan membahas berbagai isu strategis, mulai dari politik dan pertahanan hingga ekonomi, energi, dan perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Mekanisme ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral dan mendorong kerja sama yang lebih intensif di berbagai bidang.
Yordania: Suplai Bahan Baku Pupuk Murah dan Transfer Teknologi Pertanian
Kunjungan Prabowo ke Yordania juga menghasilkan kesepakatan penting di sektor pertanian. Indonesia akan mendapatkan pasokan bahan baku pupuk, seperti fosfat dan potash, dari Yordania dengan harga yang kompetitif. Hal ini akan membantu Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pupuk nasional dan menstabilkan harga pupuk di pasar domestik. Ketersediaan bahan baku pupuk yang murah dan stabil akan berdampak positif bagi produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional.
Lebih dari sekadar pasokan bahan baku, Prabowo juga melihat potensi transfer teknologi pertanian dari Yordania. Yordania dikenal memiliki kemajuan teknologi pertanian yang signifikan, dan Indonesia berencana untuk belajar dari pengalaman dan keahlian Yordania. Kunjungan ini bahkan melibatkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, yang turut serta dalam pertemuan bilateral dengan Raja Abdullah II. Kerja sama di bidang pertanian ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor pertanian melalui adopsi teknologi modern.
Kesimpulan: Momentum Penting bagi Perekonomian Indonesia
Kunjungan kerja Prabowo Subianto ke Timur Tengah dan Eropa telah menghasilkan serangkaian kesepakatan ekonomi strategis yang berpotensi besar bagi perekonomian Indonesia. Dari kerja sama pertahanan dengan Turki hingga investasi besar dari Qatar dan pasokan bahan baku pupuk dari Yordania, kunjungan ini menunjukkan keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia dalam menarik investasi asing dan memperkuat kerja sama bilateral. Keberhasilan ini perlu ditindaklanjuti dengan implementasi yang efektif dan transparan untuk memastikan bahwa kesepakatan-kesepakatan tersebut benar-benar memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia. Pemerintah perlu memastikan bahwa proses implementasi berjalan lancar, transparan, dan akuntabel untuk memaksimalkan dampak positif dari kesepakatan-kesepakatan ini bagi perekonomian nasional. Keberhasilan ini juga menjadi momentum penting untuk terus memperkuat diplomasi ekonomi dan menarik investasi asing guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Pemantauan dan evaluasi yang ketat terhadap implementasi kesepakatan-kesepakatan ini sangat penting untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dan menghindari potensi hambatan yang mungkin muncul.