Jakarta, 14 April 2025 – PT Pertamina International Shipping (PIS) membuktikan komitmennya terhadap hilirisasi industri di Indonesia dengan sukses mengangkut 30.400 metrik ton lembaran baja (slab steel) dari Morowali, Sulawesi Tengah, menuju Cilegon, Banten. Pengapalan yang dilakukan dari Pelabuhan Bahodopi, Kawasan Industri Morowali, menuju Pelabuhan Cigading, Cilegon, ini menandai langkah signifikan PIS dalam memperluas portofolio bisnisnya di segmen dry bulk dan sekaligus mendukung program pemerintah dalam membangun industri baja nasional.
Lembaran baja tersebut merupakan milik PT Krakatau Posco, anak perusahaan PT Krakatau Steel Tbk, sebuah perusahaan strategis yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan baja di Indonesia. Keberhasilan pengapalan ini bukan sekadar pencapaian logistik semata, melainkan juga representasi dari peran PIS sebagai bagian integral dari ekosistem hilirisasi nasional. Dengan memfasilitasi distribusi bahan baku strategis ini, PIS secara efektif memperpendek rantai pasok, meningkatkan efisiensi, dan mendorong nilai tambah ekonomi di dalam negeri.
Plt. Direktur Gas, Petrokimia, dan Bisnis Baru PIS, M. Irfan Zainul Fikri, menyambut langsung kedatangan kapal pengangkut lembaran baja tersebut. Dalam keterangan tertulisnya, Irfan menekankan pentingnya peran pengapalan ini sebagai "pintu gerbang" bagi PIS dalam mendukung masa depan hilirisasi industri baja. Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan kebutuhan industri manufaktur dan konstruksi di Indonesia yang pesat membutuhkan pasokan bahan baku yang lancar dan efisien. Pengapalan lembaran baja ini, menurut Irfan, tidak hanya memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi juga membuka peluang bisnis baru yang menjanjikan bagi PIS di segmen dry bulk.
Lebih lanjut, Irfan menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi PIS untuk meningkatkan pendapatan dari pasar non-captive. Saat ini, kontribusi pendapatan dari pasar non-captive PIS mencapai 19,2% dari total pendapatan pada paruh pertama tahun 2024. Dengan ekspansi ke segmen dry bulk, termasuk pengangkutan lembaran baja, PIS berupaya untuk memperkuat posisinya sebagai pemain global di sektor logistik energi dan maritim, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasar captive di dalam grup Pertamina.
Pengangkutan dry bulk, yang meliputi komoditas padat seperti bijih besi, batu bara, kedelai, pupuk, dan berbagai material lainnya, merupakan sektor yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Tingginya permintaan pasar terhadap lembaran baja, sebagai bahan baku utama industri manufaktur dan konstruksi, menjadikan sektor ini sebagai target utama diversifikasi bisnis PIS. Keberhasilan pengapalan 30.400 metrik ton lembaran baja ini menjadi bukti nyata dari potensi tersebut.
Sebelum pengapalan lembaran baja ini, PIS telah menunjukkan kapabilitasnya di segmen dry bulk dengan sukses mengangkut greencoke (7.000 metrik ton) dan pupuk (5.000 metrik ton) dalam beberapa pengiriman sebelumnya. Hal ini menunjukkan konsistensi PIS dalam menjalankan strategi diversifikasi bisnisnya di luar pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG), yang tetap menjadi fokus utama perusahaan.
Irfan menegaskan kembali komitmen PIS untuk tetap fokus pada bisnis intinya, yakni pengangkutan BBM dan LPG. Namun, ia juga menekankan pentingnya eksplorasi peluang di sektor lain yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, seperti pengangkutan dry bulk. "Lembaran baja adalah salah satu dari sekian banyak komoditas dry bulk yang berpotensi menjadi tulang punggung bisnis pengangkutan PIS di masa depan," ujar Irfan. "Keberhasilan ini menegaskan komitmen PIS dalam diversifikasi bisnis pengangkutan dan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional melalui dukungan terhadap hilirisasi industri," tambahnya.
Pengapalan lembaran baja ini memiliki implikasi yang luas bagi perekonomian Indonesia. Selain mendukung program hilirisasi pemerintah, langkah ini juga berkontribusi pada peningkatan efisiensi logistik nasional. Dengan mendekatkan bahan baku dengan pusat produksi dan kawasan industri, PIS membantu mengurangi biaya transportasi dan waktu pengiriman, sehingga meningkatkan daya saing industri dalam negeri. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan ekosistem industri yang kuat dan berkelanjutan.
Lebih jauh lagi, keberhasilan PIS dalam mengangkut lembaran baja ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola logistik komoditas berat dan bernilai tinggi. Ini merupakan bukti nyata dari profesionalisme dan kapabilitas PIS dalam menghadapi tantangan di sektor logistik maritim. Ke depan, diharapkan PIS akan terus berperan aktif dalam mendukung program hilirisasi pemerintah dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui diversifikasi bisnis dan peningkatan efisiensi logistik. Pengapalan lembaran baja ini menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan swasta dapat berperan aktif dalam pembangunan ekonomi nasional, sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan Indonesia yang maju dan mandiri. Keberhasilan ini juga diharapkan dapat mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk turut serta dalam mendukung program hilirisasi dan pembangunan ekonomi nasional.