PT Bukit Asam Andalkan Kas Internal untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara, Tunggu Suntikan Dana Danantara

Jakarta, 15 April 2025 – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tengah menjalankan proyek percontohan (pilot project) hilirisasi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet, bahan baku penting untuk baterai Lithium-ion (Li-ion). Kendati pemerintah melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah mencanangkan pendanaan bagi sejumlah proyek hilirisasi – tercatat sebanyak 21 proyek dalam catatan detikcom – PTBA hingga kini masih mengandalkan kas internal perusahaan untuk membiayai proyek ambisius tersebut.

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, dalam konferensi pers di Hotel Westin, Jakarta, Senin (14/4/2025), menjelaskan alasan di balik penggunaan dana internal. "Karena masih dalam tahap pilot project, nilai investasinya belum terlalu besar, sehingga kami masih mampu menggunakan kas internal," ujarnya.

Penjelasan tersebut sekaligus menjadi jawaban atas pertanyaan mengapa proyek hilirisasi PTBA belum mendapatkan suntikan dana dari Danantara. Arsal mengakui bahwa hingga saat ini PTBA belum dihubungi oleh pihak Danantara untuk membahas pendanaan proyek tersebut. Ia memaklumi hal ini mengingat Danantara sendiri merupakan lembaga yang relatif baru dibentuk pemerintah.

"Kami memang belum menerima panggilan dari Danantara. Tentu saja, jika ada komunikasi, kami akan menjelaskan secara detail progres proyek dan kebutuhan pendanaan. Kami juga terbuka untuk berdiskusi dan menerima masukan. Saat ini, komunikasi kami baru sebatas internal MIND ID (Holding). Prosesnya masih berjalan, dan kami berharap dapat segera berdiskusi langsung dengan Danantara dalam waktu dekat," jelas Arsal.

Proyek percontohan hilirisasi batu bara PTBA ini merupakan kolaborasi strategis dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Proyek yang diluncurkan perdana di Kawasan Industri Tanjung Enim pada 15 Juli 2024 ini, menurut Arsal, merupakan terobosan penting dalam upaya hilirisasi batu bara dan wujud nyata komitmen PTBA dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk menjaga ketahanan energi nasional serta mendorong kemajuan industri kendaraan listrik di Indonesia.

PT Bukit Asam Andalkan Kas Internal untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara, Tunggu Suntikan Dana Danantara

Meskipun demikian, PTBA masih melakukan kajian mendalam terkait nilai ekonomis hilirisasi Artificial Graphite dan Dimethyl Ether (DME). Saat ini, fokus utama PTBA adalah pada produksi Artificial Graphite karena potensi menghasilkan Anoda, komponen krusial dalam baterai Li-ion.

"Ini merupakan bagian dari ekosistem baterai. Sebagai anggota MIND ID, PTBA berkontribusi pada produksi Anoda. Komponen Katoda dapat disuplai oleh anggota MIND ID lainnya. Begitu pula dengan timah dan aluminium, yang dapat dipenuhi oleh PT Timah dan Inalum. Integrasi ini sangat penting," papar Arsal.

Ia menambahkan bahwa sekitar 90% komponen baterai dapat dipenuhi dari dalam negeri. Impor bahan baku, jika diperlukan, hanya akan mencakup sebagian kecil dari total kebutuhan, menegaskan komitmen PTBA terhadap kemandirian industri dalam negeri.

"Bahkan jika produksi Artificial Graphite hanya sampai pada tahap lembaran, secara komersial tetap menguntungkan. Berdasarkan analisis kami, pasar dalam negeri memiliki prospek yang baik. Namun, karena masih dalam tahap pilot project, kami berharap dapat menyelesaikannya tahun ini dan memulai pembangunan fasilitas komersial tahun depan. Target kami adalah memasuki pasar komersial pada tahun depan," tutup Arsal.

Keberhasilan proyek hilirisasi batu bara PTBA ini memiliki implikasi yang luas bagi perekonomian Indonesia. Tidak hanya berkontribusi pada peningkatan nilai tambah batu bara, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global baterai Li-ion, sekaligus mendukung pengembangan industri kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Namun, keberlanjutan proyek ini sangat bergantung pada dukungan pendanaan yang memadai, baik dari kas internal PTBA maupun dari lembaga pemerintah seperti Danantara. Kejelasan akses pendanaan dari Danantara menjadi faktor kunci yang menentukan percepatan realisasi proyek dan dampaknya terhadap perekonomian nasional. Ke depan, kolaborasi yang lebih erat antara PTBA dan Danantara diharapkan dapat memastikan keberhasilan proyek hilirisasi ini dan mendorong percepatan transformasi ekonomi Indonesia menuju era energi berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *