China kembali menorehkan prestasi gemilang di bidang rekayasa sipil. Jembatan Huajiang Canyon, yang dijadwalkan rampung pada Juni 2025, siap merebut gelar jembatan tertinggi di dunia. Dengan ketinggian menjulang 625 meter (2.051 kaki) di atas permukaan Sungai Beipan yang mengiris Ngarai Huajiang, jembatan gantung ini melampaui rekor ketinggian One World Trade Center di Amerika Serikat (1.776 kaki), bahkan menandingi ketinggian Patung Liberty dan Piramida Giza. Prestasi ini sekaligus menggeser posisi Jembatan Duge, jembatan tertinggi di China sebelumnya, yang hanya memiliki ketinggian 565 meter (1.854 kaki).
Proyek ambisius ini, yang menelan biaya US$ 283 juta atau sekitar Rp 4,72 triliun (dengan kurs Rp 16.700), berhasil diselesaikan dalam waktu tiga tahun saja, terhitung sejak dimulainya pembangunan pada tahun 2022 di Provinsi Guizhou, wilayah barat daya China yang dikenal dengan medan pegunungannya yang menantang. Kecepatan pembangunan ini menjadi sorotan tersendiri, mengingat kompleksitas konstruksi di ketinggian ekstrem tersebut.
Profesor Mamdouh El-Badry, pakar teknik sipil dari Universitas Calgary, menggarisbawahi kecepatan pembangunan Jembatan Huajiang Canyon yang luar biasa. Ia membandingkannya dengan proyek jembatan serupa di negara-negara Barat yang umumnya membutuhkan waktu jauh lebih lama. "Sebagai perbandingan, Jembatan Millau di Prancis, salah satu jembatan tertinggi di dunia, dibangun sekitar tiga tahun setelah lebih dari satu dekade perencanaan dan persetujuan. Jembatan Internasional Gordie Howe, yang menghubungkan Detroit ke Windsor dan direncanakan akan dibuka pada musim gugur 2025, akan memakan waktu lebih dari tujuh tahun sejak peletakan batu pertama," ujar El-Badry seperti dikutip dari Newsweek.
Kecepatan pembangunan ini, menurut El-Badry, mencerminkan efisiensi dan kemampuan teknis yang tinggi di sektor konstruksi China. Hal ini juga menunjukkan perbedaan signifikan dalam proses perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaan proyek infrastruktur di China dibandingkan dengan negara-negara Barat. Proses perizinan dan regulasi yang lebih efisien di China, serta koordinasi yang terintegrasi antara berbagai pihak terkait, diduga menjadi faktor kunci keberhasilan ini.
Jembatan Huajiang Canyon bukan sekadar simbol prestise, melainkan solusi vital bagi konektivitas di wilayah pegunungan terjal Guizhou. Sebelum pembangunan jembatan ini, perjalanan melintasi ngarai tersebut membutuhkan waktu lebih dari satu jam. Dengan rampungnya jembatan ini, waktu tempuh akan terpangkas drastis menjadi hanya tiga menit. Hal ini akan berdampak signifikan terhadap perekonomian lokal, mempermudah aksesibilitas, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar Ngarai Huajiang.
Dominasi China dalam pembangunan jembatan-jembatan besar di dunia semakin tak terbantahkan. Enam dari jembatan tertinggi di dunia saat ini berlokasi di China, sebuah bukti nyata dari kemajuan pesat di bidang rekayasa dan konstruksi negeri tersebut. Sebaliknya, Amerika Serikat, sebagai negara maju dengan infrastruktur yang mapan, hanya memiliki tiga jembatan yang masuk dalam daftar 50 jembatan terbesar di dunia.
Geografis wilayah barat dan barat daya China, yang didominasi oleh pegunungan tinggi dan lembah dalam, menjadi faktor pendorong pembangunan infrastruktur jembatan skala besar. Jalan darat konvensional sulit dibangun di medan yang ekstrem tersebut. Oleh karena itu, pembangunan jembatan-jembatan raksasa seperti Jembatan Huajiang Canyon menjadi solusi yang paling efektif dan efisien untuk menghubungkan wilayah-wilayah terpencil dan membuka akses ke daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi.
Jembatan Huajiang Canyon memiliki panjang total 2.890 meter, dengan bentang utama sepanjang 1.420 meter. Ini menjadikannya jembatan dengan bentang terpanjang yang dibangun di daerah pegunungan. Konstruksi jembatan ini melibatkan teknologi dan teknik mutakhir, termasuk penggunaan material berkualitas tinggi dan desain yang inovatif untuk memastikan kekuatan dan ketahanan struktur di kondisi lingkungan yang menantang. Proses pembangunannya sendiri telah melibatkan ribuan pekerja dan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, mencerminkan skala dan kompleksitas proyek ini.
Keberhasilan pembangunan Jembatan Huajiang Canyon bukan hanya sebuah pencapaian rekayasa semata, tetapi juga sebuah bukti nyata dari komitmen China dalam mengembangkan infrastruktur nasionalnya. Proyek ini menjadi simbol ambisi dan kemampuan China dalam mengatasi tantangan geografis dan membangun konektivitas di wilayah-wilayah yang sulit diakses. Jembatan ini bukan hanya menghubungkan dua sisi ngarai, tetapi juga menghubungkan masa depan China dengan inovasi dan kemajuan teknologi. Keberadaannya akan terus menginspirasi pengembangan infrastruktur di seluruh dunia, khususnya di negara-negara dengan kondisi geografis yang serupa. Jembatan Huajiang Canyon, dengan ketinggiannya yang mencengangkan dan kecepatan pembangunannya yang luar biasa, menjadi bukti nyata bahwa ambisi dan inovasi dapat mengatasi tantangan yang paling kompleks sekalipun.