Jakarta, 10 April 2025 – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mencatat angka signifikan dalam arus mudik Lebaran 2025. Sebanyak 1.721.173 pemudik tercatat menggunakan jalur laut selama periode libur Lebaran, mulai H-15 hingga H+7. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 2,4% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Hal tersebut disampaikan oleh Group Head Sekretariat Pelindo, Ardhy Wahyu Basuki, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi hari ini.
Puncak arus mudik terpantau pada Jumat, 28 Maret 2025 (H-3), dengan jumlah pemudik mencapai 129.882 orang. Sementara itu, puncak arus balik terjadi pada Senin, 7 April 2025 (H+6), dengan total pemudik yang kembali sebanyak 103.869 orang. Ardhy menyampaikan rasa syukur atas kelancaran operasi selama periode mudik dan balik. "Kami bersyukur bahwa layanan arus mudik dan arus balik di pelabuhan telah berjalan lancar tanpa gangguan. Seluruh dermaga beroperasi penuh 24/7 untuk melayani para pemudik," tegasnya.
Data yang dikumpulkan Pelindo menunjukkan Terminal Penumpang Tanjung Perak, Surabaya, sebagai pelabuhan tersibuk dengan jumlah penumpang mencapai 200.105 orang. Posisi berikutnya ditempati oleh Tanjungpinang dengan 196.695 penumpang, disusul Tanjung Balai Karimun (118.481 penumpang), Banten (107.913 penumpang), dan Makassar (82.709 penumpang). Distribusi penumpang yang merata di beberapa pelabuhan utama ini menunjukkan keberhasilan strategi manajemen Pelindo dalam mengantisipasi lonjakan pemudik.
Pelindo juga mencatat kesiapan fasilitas pendukung yang telah dimanfaatkan secara optimal oleh para pemudik. "Berbagai fasilitas layanan pendukung yang kami siapkan juga telah dimanfaatkan oleh para pemudik, seperti tenda tambahan, toilet portable, alat pemeriksa barang bawaan, serta tambahan petugas pengamanan. Mudah-mudahan dapat membantu pemudik merasa lebih nyaman dan aman selama perjalanan," tambah Ardhy.
Tidak hanya penumpang, arus kendaraan melalui terminal Roro Pelindo juga mengalami peningkatan signifikan. Pelabuhan Ciwandan, Banten, mencatat jumlah kendaraan terbanyak dengan total 81.955 unit. Kemudian disusul Tanjung Perak (29.808 unit), Lembar (14.249 unit), Trisakti (7.415 unit), dan Tanjung Wangi (7.319 unit). Total kendaraan yang melewati terminal Roro Pelindo selama periode mudik Lebaran mencapai 169.595 unit. Angka ini menunjukkan tingginya mobilitas masyarakat yang memanfaatkan transportasi laut untuk mudik.
Suksesnya penyelenggaraan angkutan laut Lebaran 2025, menurut Ardhy, tidak lepas dari kerja sama yang solid antar berbagai pihak terkait. "Kami sangat mengapresiasi koordinasi yang baik antar seluruh stakeholder, baik internal maupun eksternal, termasuk Kemenhub, KSOP, Kepolisian, TNI, dan Pemerintah Daerah sehingga Angkutan Laut Lebaran 2025 telah terselenggara dengan lancar dan aman," ujarnya.
Selain menyediakan fasilitas penunjang kenyamanan pemudik secara mandiri, Pelindo juga berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain dalam mendirikan Posko Mudik BUMN di sejumlah terminal. Posko ini menyediakan berbagai layanan terintegrasi untuk meningkatkan kenyamanan pemudik, antara lain layanan cek kesehatan gratis, pembagian obat gratis, tempat berbuka puasa dan makanan ringan, area ibadah, ruang istirahat, ruang kerja (working space), ruang bayi dan laktasi, serta area bermain anak (playground). Inisiatif ini menunjukkan komitmen Pelindo dan BUMN lain dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat selama periode mudik Lebaran.
Secara keseluruhan, keberhasilan Pelindo dalam mengelola arus mudik dan balik Lebaran 2025 melalui jalur laut patut diapresiasi. Peningkatan jumlah pemudik dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan transportasi laut. Kesiapan infrastruktur, koordinasi antar stakeholder, dan kolaborasi dengan BUMN lain menjadi kunci keberhasilan dalam memastikan kelancaran dan keamanan perjalanan para pemudik. Ke depan, diharapkan Pelindo dapat terus meningkatkan kualitas layanan dan inovasi untuk memberikan pengalaman mudik yang lebih nyaman dan aman bagi masyarakat Indonesia. Data yang dirilis ini juga menjadi acuan penting bagi perencanaan transportasi laut di masa mendatang, khususnya dalam menghadapi lonjakan penumpang pada periode-periode puncak seperti Lebaran. Analisis lebih lanjut terhadap data ini dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai pola perjalanan masyarakat dan kebutuhan infrastruktur transportasi laut di Indonesia.