Jakarta, 19 Maret 2025 – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) menegaskan komitmennya terhadap penerapan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) sebagai pilar fundamental strategi bisnisnya. Langkah ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran global, khususnya di kalangan investor, terhadap praktik bisnis berkelanjutan. Direktur Utama BRI, Sunarso, menekankan bahwa ESG bukan sekadar tren sesaat, melainkan arah strategis yang menentukan keberhasilan bisnis di era modern, baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Implementasi ESG di BRI bukan hanya sekadar deklarasi," tegas Sunarso dalam keterangan tertulis. "Kami telah menyelaraskan seluruh proses bisnis dan operasional dengan standar ESG domestik dan global. Strategi keberlanjutan kami terbangun di atas tiga pilar utama: Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Governance), yang diimplementasikan secara terintegrasi dan terukur."
Untuk memastikan efektivitas implementasi ESG, BRI telah membangun struktur organisasi yang kuat dan terstruktur. Komite dan divisi khusus dibentuk untuk mengawasi dan memastikan terlaksananya seluruh inisiatif keberlanjutan. Komitmen ini tercermin dalam berbagai langkah konkret yang telah dan terus dilakukan BRI di ketiga pilar ESG.
Pilar Lingkungan (Environmental): Menuju Ekonomi Rendah Karbon
Dalam pilar lingkungan, BRI memprioritaskan manajemen risiko perubahan iklim. Inisiatif ini diwujudkan melalui program Green Network dan Green Banking, yang bertujuan untuk meminimalkan jejak karbon perusahaan dan mendorong adopsi praktik bisnis yang ramah lingkungan. Langkah-langkah konkret yang dilakukan antara lain meliputi efisiensi energi di kantor cabang, penggunaan energi terbarukan, dan pengurangan emisi gas rumah kaca. BRI juga secara aktif terlibat dalam berbagai program konservasi lingkungan dan pelestarian keanekaragaman hayati.
Pilar Sosial (Social): Inklusi Keuangan dan Kesejahteraan Karyawan
Pada pilar sosial, BRI fokus pada peningkatan inklusi dan literasi keuangan, sejalan dengan perannya sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan. Hingga akhir 2024, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 1.354,64 triliun, tumbuh 6,97% (yoy). Yang signifikan adalah dominasi kredit UMKM yang mencapai 81,97% dari total kredit, atau setara dengan Rp 1.110,37 triliun. Hal ini menunjukkan komitmen BRI dalam memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
Selain itu, BRI juga menerapkan prinsip Human Capital Management dalam pengelolaan tenaga kerja. Program ini berfokus pada pengembangan kompetensi karyawan, peningkatan kesejahteraan, dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan adil. Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, BRI secara aktif menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk berkontribusi pada pembangunan sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. Program TJSL ini mencakup berbagai inisiatif, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan masyarakat.
Pilar Tata Kelola (Governance): Transparansi dan Akuntabilitas
Pilar tata kelola (Governance) menjadi kunci dalam memastikan keberlanjutan bisnis BRI. Perusahaan secara konsisten memperkuat tata kelola korporasi yang baik, sejalan dengan standar etika global. BRI berkomitmen untuk menghindari praktik greenwashing dan secara proaktif mengelola risiko ESG, termasuk risiko siber di era digital. Transparansi dan akuntabilitas menjadi prioritas utama dalam seluruh operasional perusahaan.
Pembiayaan Berkelanjutan: Green Loan dan Social Loan
Sebagai bukti nyata komitmen terhadap keuangan berkelanjutan, BRI telah menyalurkan sustainability finance dalam bentuk Green Loan dan Social Loan. Hingga Desember 2024, penyaluran Green Loan mencapai Rp 86,6 triliun untuk kegiatan usaha yang ramah lingkungan. Sementara itu, Social Loan yang mencapai Rp 698,7 triliun difokuskan untuk mendukung pertumbuhan UMKM.
Di sisi liabilitas, BRI juga telah menjalankan sustainable funding activities melalui penerbitan Green Bond. Hingga saat ini, BRI telah menerbitkan Green Bond dengan total nilai Rp 13,5 triliun, yang terdiri dari tiga tahap sejak 2022. Penerbitan Green Bond tahap pertama senilai Rp 5 triliun pada Juli 2022, tahap kedua senilai Rp 6 triliun pada Oktober 2023, dan tahap ketiga senilai Rp 2,5 triliun pada Maret 2024. Seluruh penerbitan Green Bond BRI selalu mengalami oversubscribe, menunjukkan tingginya minat pasar terhadap instrumen keuangan berkelanjutan.
Dukungan Pasar Modal: ESG sebagai Strategi Peningkatan Nilai Perusahaan
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, turut memberikan apresiasi terhadap komitmen BRI dalam menerapkan prinsip ESG. Menurutnya, ESG bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi telah menjadi bagian integral dari strategi bisnis yang dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata investor dan pemangku kepentingan.
"Investasi berkelanjutan di pasar modal Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan," ujar Jeffrey. "Hal ini tercermin dari peningkatan nilai aset kelolaan dari produk investasi pasif yang bertema ESG." Pernyataan ini semakin menguatkan posisi ESG sebagai faktor kunci dalam keberhasilan bisnis di masa depan.
Kesimpulannya, implementasi ESG di BRI bukan hanya sekadar mengikuti tren, melainkan merupakan transformasi fundamental dalam strategi bisnis perusahaan. Dengan komitmen yang kuat dan langkah-langkah konkret di ketiga pilar ESG, BRI menunjukkan kepemimpinannya dalam mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia. Keberhasilan BRI dalam penerbitan Green Bond dan penyaluran Green Loan serta Social Loan juga menunjukkan kepercayaan pasar terhadap komitmen perusahaan terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.