Jakarta, 15 Maret 2025 – Pasar emas domestik mencatat penurunan harga pada hari ini, Sabtu (15/3/2025), setelah logam mulia Antam 24 karat mencetak rekor harga tertinggi sepanjang sejarahnya kemarin. Harga emas batangan Antam mengalami koreksi sebesar Rp 3.000 per gram, menurun dari rekor Rp 1.742.000 per gram menjadi Rp 1.739.000 per gram. Penurunan ini menandai berakhirnya tren kenaikan harga yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Pergerakan harga emas Antam dalam beberapa hari terakhir menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi. Setelah mencapai puncaknya kemarin, harga emas hari ini mengalami koreksi yang relatif moderat. Hal ini menunjukkan adanya dinamika pasar yang perlu diwaspadai oleh para investor dan pelaku bisnis di sektor perhiasan dan logam mulia. Meskipun mengalami penurunan, harga emas saat ini masih berada di level yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya.
Berdasarkan data yang dirilis PT Aneka Tambang Tbk (Antam), harga emas batangan ukuran terkecil, yaitu 0,5 gram, dijual dengan harga Rp 919.500. Sementara itu, harga emas batangan ukuran 10 gram dipatok pada angka Rp 16.885.000, dan untuk ukuran terbesar, yaitu 1.000 gram (1 kg), dibanderol dengan harga Rp 1.682.600.000. Perbedaan harga ini mencerminkan perbedaan biaya produksi dan margin keuntungan yang diterapkan oleh Antam untuk berbagai ukuran emas batangan.
Analisis terhadap pergerakan harga emas Antam dalam sepekan terakhir menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan, dengan rentang harga antara Rp 1.679.000 hingga Rp 1.742.000 per gram. Tren serupa juga terlihat dalam sebulan terakhir, di mana harga emas bergerak dalam rentang Rp 1.671.000 hingga Rp 1.742.000 per gram. Fluktuasi ini mengindikasikan adanya sejumlah faktor yang mempengaruhi harga emas, baik faktor domestik maupun global.
Faktor-faktor global seperti kondisi ekonomi global, kebijakan moneter bank sentral utama dunia, dan gejolak geopolitik internasional, secara signifikan dapat mempengaruhi harga emas. Kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral, misalnya, cenderung menekan harga emas karena emas dianggap sebagai aset safe haven yang kurang menarik ketika suku bunga tinggi. Sebaliknya, ketidakpastian ekonomi global seringkali mendorong investor untuk mencari aset safe haven seperti emas, sehingga harga emas cenderung meningkat.
Di sisi domestik, faktor-faktor seperti kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, kebijakan pemerintah terkait perdagangan emas, dan tingkat permintaan domestik juga turut mempengaruhi harga emas. Kenaikan kurs rupiah terhadap dolar AS dapat menekan harga emas, sementara peningkatan permintaan domestik, terutama menjelang hari raya atau momen-momen spesial, dapat mendorong kenaikan harga.
Selain harga jual, harga buyback emas Antam juga mengalami penurunan sebesar Rp 3.000 per gram, menjadi Rp 1.588.000 per gram. Harga buyback ini merupakan harga yang ditawarkan Antam jika konsumen ingin menjual kembali emas batangannya. Selisih antara harga jual dan harga buyback mencerminkan margin keuntungan Antam dan juga memperhitungkan faktor-faktor seperti biaya pengolahan dan risiko pasar.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2017, pembelian emas batangan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) 22 sebesar 0,9%. Namun, pembeli dapat memperoleh potongan pajak menjadi 0,45% dengan menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pada saat transaksi. Ketentuan ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan perpajakan dan memberikan insentif bagi wajib pajak yang taat.
Penurunan harga emas hari ini, meskipun relatif kecil, patut menjadi perhatian bagi para investor dan pelaku pasar. Pergerakan harga emas ke depan masih akan dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Para pelaku pasar perlu mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik untuk dapat mengantisipasi pergerakan harga emas selanjutnya. Analisis yang cermat dan strategi investasi yang tepat sangat penting untuk meminimalisir risiko dan memaksimalkan keuntungan dalam berinvestasi emas.
Secara keseluruhan, koreksi harga emas Antam hari ini memberikan gambaran dinamika pasar yang kompleks dan perlu dipantau secara terus-menerus. Meskipun harga emas masih berada di level yang relatif tinggi, penurunan ini menandai adanya potensi perubahan tren yang perlu dipertimbangkan oleh para investor dan pelaku bisnis terkait. Pemantauan terhadap faktor-faktor ekonomi global dan domestik, serta kebijakan pemerintah, akan menjadi kunci dalam memahami dan memprediksi pergerakan harga emas di masa mendatang. Kehati-hatian dan analisis yang mendalam tetap menjadi hal yang krusial dalam berinvestasi di pasar emas.