Jakarta, 5 Maret 2025 – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Zulkifli Hasan (Zulhas), bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, pagi ini. Sidak yang dimulai pukul 08.07 WIB tersebut bertujuan untuk memantau harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri. Hasilnya mengejutkan: harga cabai rawit terpantau melambung tinggi hingga mencapai Rp120.000 per kilogram.
Peninjauan diawali dengan pengecekan harga telur. Zulhas memastikan harga telur ayam ras tetap berada di angka Rp30.000 per kilogram, sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Kondisi ini menunjukkan stabilitas harga komoditas tersebut di tingkat konsumen.
Selanjutnya, rombongan menelusuri sejumlah kios sembako. Harga Minyakita terpantau stabil di angka Rp16.000 per liter, sementara harga gula pasir berada di atas HET, yakni Rp17.500 per kilogram. Namun, fokus utama sidak tertuju pada komoditas hortikultura, khususnya cabai dan bawang putih.
Di sinilah kejutan muncul. Saat menanyakan harga cabai keriting kepada salah satu pedagang, Zulhas mendapatkan jawaban yang mengejutkan: Rp100.000 per kilogram. Lebih mengejutkan lagi, harga cabai rawit bahkan mencapai Rp120.000 per kilogram. Lonjakan harga ini signifikan dan jauh di atas ekspektasi. Sementara itu, harga bawang putih juga terpantau tinggi, mencapai Rp60.000 per kilogram.
"120.000/kg. Wah cabai makin naik aja ya. Bawang putih mahal sekali Rp 60.000 per kg," ujar Zulhas, menunjukan keprihatinannya atas temuan di lapangan. Pernyataan ini menggarisbawahi dampak signifikan dari lonjakan harga cabai dan bawang putih terhadap daya beli masyarakat, terutama menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Selain cabai dan bawang putih, rombongan juga memantau harga daging ayam dan beras. Harga daging ayam terpantau berada di kisaran Rp35.000 hingga Rp38.000 per kilogram, sesuai dengan HET yang ditetapkan. Zulhas menyatakan pasokan daging ayam terpantau aman.
Kondisi berbeda terlihat pada ketersediaan beras. Stok beras dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dilaporkan kosong. Harga beras di pasaran bervariasi, dengan beras medium dibanderol Rp15.000 per kilogram dan beras premium Rp18.000 per kilogram. Beras SPHP sendiri dijual dengan harga Rp13.000 per kilogram.
Menanggapi temuan di lapangan, khususnya terkait lonjakan harga cabai dan bawang putih, Zulhas berupaya menenangkan masyarakat. Ia menekankan bahwa stok beras aman hingga Lebaran, bahkan diprediksi surplus.
"Apalagi (stok) beras. Panen raya beras Maret sampai April. Bahkan menurut BPS bisa surplus 2,5 juta dari Januari sampai April. Jadi produksi kuta Januari sampai April tertinggi selama 7 tahun terakhir. Kalau beras sudah aman aman aman nggak ada masalah," tegas Zulhas. Pernyataan ini didasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang memprediksi surplus beras hingga 2,5 juta ton dari Januari hingga April 2025.
Namun, pernyataan optimisme Zulhas terkait stok beras belum sepenuhnya meredam kekhawatiran publik. Lonjakan harga cabai dan bawang putih yang signifikan menjadi indikator penting yang perlu ditangani segera. Pemerintah perlu melakukan investigasi mendalam untuk mengidentifikasi penyebab lonjakan harga tersebut, apakah disebabkan oleh faktor cuaca, pasokan, atau spekulasi pasar.
Langkah-langkah konkret dan terukur perlu segera diambil untuk menstabilkan harga cabai dan bawang putih. Hal ini penting untuk memastikan keterjangkauan harga bahan pokok bagi masyarakat, terutama menjelang momen penting seperti Ramadan dan Idul Fitri. Transparansi informasi dan keterbukaan pemerintah dalam menghadapi permasalahan ini juga krusial untuk membangun kepercayaan publik. Sidak ke Pasar Johar Baru menjadi langkah awal yang baik, namun tindak lanjut yang efektif dan cepat sangat dibutuhkan untuk mencegah dampak negatif yang lebih luas terhadap perekonomian masyarakat. Keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan harga bahan pokok akan menjadi penentu penting dalam menjaga stabilitas sosial dan ekonomi nasional.