Jakarta, 28 Februari 2025 – PT Pertamina (Persero) mengumumkan kebijakan penetapan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi per 1 Maret 2025. Keputusan ini mengejutkan pasar, dengan Pertamina mempertahankan harga Pertamax di sejumlah wilayah, sementara BBM jenis Dexlite dan Pertamax Dex mengalami penurunan harga. Kebijakan ini berlaku di wilayah Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi.
Dalam keterangan resmi yang dirilis Jumat (28/2/2025) melalui situs web perusahaan, Pertamina menjelaskan bahwa kebijakan penetapan harga ini merupakan implementasi dari Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022, yang merupakan perubahan atas Kepmen Nomor 62 K/12/MEM/2020. Kepmen tersebut mengatur formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran BBM umum jenis bensin dan minyak solar yang disalurkan melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Yang menarik perhatian adalah kebijakan mempertahankan harga Pertamax. Di Bali, harga Pertamax tetap di angka Rp 12.900 per liter, sejalan dengan harga di bulan sebelumnya. Kondisi serupa terjadi di Kalimantan Selatan (Rp 13.500 per liter) dan Sulawesi Selatan (Rp 13.200 per liter). Tidak hanya Pertamax, Pertamax Green dan Pertamax Turbo juga mempertahankan harga jualnya di wilayah-wilayah tersebut. Sebagai contoh, di Bali, Pertamax Turbo tetap dibanderol Rp 14.000 per liter, sementara Pertamax Green 95 tetap Rp 13.700 per liter.
Sebaliknya, harga BBM jenis Dexlite dan Pertamina Dex mengalami penurunan. Di Sulawesi Selatan, misalnya, harga Dexlite turun Rp 300 per liter, dari Rp 14.950 menjadi Rp 14.650 per liter. Sementara itu, Pertamina Dex turun Rp 200 per liter, dari Rp 15.150 menjadi Rp 14.950 per liter. Penurunan harga ini bervariasi di setiap wilayah, dengan besaran penurunan yang berbeda-beda untuk masing-masing jenis BBM.
Berbeda dengan BBM nonsubsidi, harga BBM subsidi tetap dipertahankan. Pertalite tetap dihargai Rp 10.000 per liter, dan Solar subsidi (Biosolar) tetap Rp 6.800 per liter. Ketetapan harga BBM subsidi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat, terutama di tengah fluktuasi harga minyak dunia.
Perbedaan kebijakan penetapan harga antara BBM subsidi dan nonsubsidi ini menimbulkan pertanyaan mengenai strategi Pertamina dalam menghadapi dinamika pasar. Perusahaan tampaknya lebih fokus pada menjaga stabilitas harga di wilayah-wilayah tertentu, khususnya di wilayah timur Indonesia, yang mungkin memiliki kerentanan ekonomi yang lebih tinggi terhadap perubahan harga BBM. Hal ini juga bisa diinterpretasikan sebagai upaya Pertamina untuk menjaga daya saing produknya di pasar regional.
Berikut rincian harga BBM nonsubsidi Pertamina per 1 Maret 2025 di beberapa wilayah:
Bali:
- Pertamax: Rp 12.900/liter (tetap)
- Pertamax Turbo: Rp 14.000/liter (tetap)
- Pertamax Green 95: Rp 13.700/liter (tetap)
- Dexlite: Rp 14.300/liter (turun dari Rp 14.600/liter)
- Pertamina Dex: Rp 14.600/liter (turun dari Rp 14.800/liter)
Nusa Tenggara Timur & Nusa Tenggara Barat:
- Pertamax: Rp 12.900/liter (tetap)
- Pertamax Turbo: Rp 14.000/liter (tetap)
- Pertamax Green 95: Rp 13.700/liter (tetap)
- Dexlite: Rp 14.300/liter (turun dari Rp 14.600/liter)
- Pertamina Dex: Rp 14.600/liter (turun dari Rp 14.800/liter)
Kalimantan Selatan:
- Pertamax: Rp 13.500/liter (tetap)
- Pertamax Turbo: Rp 14.650/liter (tetap)
- Dexlite: Rp 14.950/liter (turun dari Rp 15.250/liter)
- Pertamina Dex: Rp 15.250/liter (turun dari Rp 15.450/liter)