Semarang, Jawa Tengah – PT Pelindo Terminal Petikemas (PTP) bergerak cepat merespon peningkatan signifikan arus peti kemas di Terminal Petikemas Semarang (TPK Semarang). Sebagai langkah antisipatif untuk menjaga kelancaran operasional dan mencegah terjadinya kemacetan, PTP berencana menambah dua unit harbour mobile crane dan mengembangkan infrastruktur pelabuhan. Langkah ini dipicu oleh pertumbuhan arus peti kemas yang mencapai 15% pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, serta proyeksi pertumbuhan yang lebih pesat di masa mendatang.
Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra, dalam keterangan tertulisnya Senin (24/2/2025), menjelaskan bahwa peningkatan arus peti kemas ini didorong oleh perkembangan pesat kawasan industri di Jawa Tengah, khususnya Kawasan Industri Kendal dan Kawasan Industri Terpadu Batang. "Pertumbuhan ini akan terus berlanjut," tegasnya.
Untuk mengakomodasi lonjakan tersebut, PTP akan memanfaatkan dermaga samudera sepanjang 150 meter di Pelabuhan Tanjung Emas, yang sebelumnya digunakan untuk bongkar muat non-peti kemas. Penggunaan dermaga ini merupakan strategi kunci untuk meningkatkan kapasitas penanganan peti kemas dan mengatasi potensi kemacetan yang dapat mengganggu operasional pelabuhan.
Selain penambahan harbour mobile crane, PTP juga tengah mempersiapkan penataan area di TPK Semarang untuk menambah lapangan penumpukan peti kemas. Proses administrasi untuk memastikan kepatuhan terhadap tata kelola yang baik tengah dilakukan secara intensif. Langkah ini menunjukkan komitmen PTP dalam meningkatkan efisiensi dan kapasitas operasional TPK Semarang.
Peningkatan kapasitas ini juga didorong oleh tingginya permintaan dari para pelaku usaha pelayaran. Widyaswendra mengungkapkan bahwa PTP telah menerima setidaknya 12 permintaan layanan tambahan dari berbagai perusahaan pelayaran, dengan potensi tambahan arus peti kemas mencapai 200.000 TEUs per tahun. Proyeksi ini menunjukkan optimisme PTP terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dan perannya dalam mendukung sektor logistik.
Berdasarkan data yang dimiliki PTP, arus peti kemas di TPK Semarang terus menunjukkan tren positif. Pada tahun 2020, arus peti kemas mencapai 717.062 TEUs. Angka ini meningkat menjadi 781.841 TEUs pada tahun 2023 dan melonjak signifikan menjadi 895.904 TEUs pada tahun 2024. PTP memproyeksikan angka ini akan mencapai 1,2 juta TEUs pada tahun 2029.
"Ukuran dan kapasitas kapal yang masuk ke TPK Semarang juga semakin besar, dengan muatan yang semakin banyak," jelas Widyaswendra. "Oleh karena itu, kami perlu memastikan bahwa para pengguna jasa dapat memperoleh layanan terbaik dan tercepat," tambahnya.
Sebagai langkah jangka panjang, PTP berencana mendatangkan empat unit quay container crane pada triwulan II tahun 2026. Selain itu, PTP juga akan melakukan peninggian dermaga dan lapangan penumpukan untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi operasional pelabuhan.
Transformasi operasional TPK Semarang tidak hanya berfokus pada infrastruktur dan peralatan. PTP juga berkomitmen untuk meningkatkan kinerja operasional melalui serangkaian proses transformasi, mulai dari pelatihan dan peningkatan kemampuan pekerja operasional, optimalisasi proses bisnis, hingga penerapan teknologi terbaru untuk mendukung bongkar muat yang lebih efektif dan efisien.
Rencana ekspansi PTP ini mendapat sambutan positif dari para pelaku usaha pelayaran dan logistik. Ketua DPC INSA (Indonesian National Shipowners’ Association) Semarang, Hari Ratmoko, menyatakan bahwa penambahan kapasitas TPK Semarang sangat dibutuhkan mengingat peningkatan jumlah kunjungan kapal yang signifikan. "TPK Semarang harus segera menambah kapasitasnya," tegas Hari. Ia menekankan pentingnya peningkatan kapasitas dermaga, peralatan seperti quay container crane, dan lapangan penumpukan untuk mengakomodasi volume ekspor impor yang terus meningkat. Potensi peningkatan ekspor di masa depan, terutama dari kawasan industri baru di Jawa Tengah, menjadi faktor pendorong utama.
Senada dengan Hari Ratmoko, Ketua DPW ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia) wilayah Jawa Tengah dan DIY, Teguh Arif Handoko, menyambut baik rencana penambahan kapasitas TPK Semarang, khususnya perluasan lapangan penumpukan. Ia melihat pertumbuhan kargo dari Jawa Tengah yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir sebagai faktor pendorong utama. "Pertumbuhan volume di TPK Semarang mencerminkan pertumbuhan industri di Jawa Tengah," kata Teguh. Ia menekankan pentingnya antisipasi terhadap pertumbuhan arus peti kemas yang diperkirakan akan terus signifikan di masa mendatang.
Secara keseluruhan, rencana ekspansi dan peningkatan kapasitas TPK Semarang oleh PT Pelindo Terminal Petikemas merupakan langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dan memperkuat daya saing Pelabuhan Tanjung Emas dalam menghadapi persaingan global. Komitmen PTP dalam meningkatkan infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia menunjukkan kesiapannya untuk menjadi tulang punggung sektor logistik di wilayah tersebut dan memastikan kelancaran arus barang ekspor impor Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional.