Jakarta, 22 Februari 2025 – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman secara tegas menyatakan bahwa sektor pertanian menyimpan potensi emas bagi siapapun yang ingin meraih kesuksesan finansial, bahkan hingga taraf konglomerat. Pernyataan tersebut disampaikan Amran dalam keterangan tertulisnya, di tengah upaya pemerintah untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian yang dinilai memiliki peluang besar dan masih terbuka lebar.
Amran menekankan bahwa keberhasilan kepemimpinan, khususnya dalam konteks pembangunan nasional, sangat bergantung pada komitmen dan kebijakan yang berpihak pada petani dan sektor pangan. Menurutnya, kepedulian terhadap sektor pertanian bukan hanya semata-mata tanggung jawab moral, melainkan juga kunci bagi kemajuan ekonomi bangsa. Ia bahkan menghubungkan keberhasilan ekonomi dengan kepemimpinan yang visioner dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat, khususnya petani.
"Kalau mau jadi konglomerat, masuk pertanian! Peluang ekonomi di sektor pertanian sangatlah besar dan terbuka lebar," tegas Amran. Pernyataan ini bukan sekadar retorika, melainkan didasari oleh data dan fakta yang menunjukkan kontribusi signifikan sektor pertanian terhadap perekonomian Indonesia. Amran memaparkan bahwa dari sepuluh konglomerat terbesar di Indonesia, delapan di antaranya berakar dari sektor pertanian. Fakta ini, menurutnya, menjadi bukti nyata potensi luar biasa yang tersimpan di balik sektor yang seringkali dianggap tradisional ini.
Lebih lanjut, Amran menyinggung peran Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong kemajuan sektor pertanian melalui berbagai kebijakan strategis. Ia menyebutkan sejumlah program unggulan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani, antara lain: peningkatan volume pupuk hingga 100 persen, distribusi benih gratis, perbaikan infrastruktur irigasi, dan peningkatan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah. Kebijakan-kebijakan ini, menurut Amran, merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam memajukan sektor pertanian dan mensejahterakan petani.
"Karena itu, kalau mau jadi pemimpin negara kita harus peduli kepada petani. Suara petani suara rakyat, suara Tuhan," ujar Amran dengan nada penuh penekanan. Pernyataan ini merefleksikan filosofi kepemimpinan yang berlandaskan pada keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat. Amran menekankan bahwa keberhasilan pembangunan nasional tidak dapat dipisahkan dari kesejahteraan petani sebagai tulang punggung perekonomian negara.
Amran juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga dan mengembangkan momentum kebangkitan sektor pertanian. Ia optimistis bahwa Indonesia dapat menjadi negara adikuasa dalam waktu sepuluh tahun ke depan, dengan catatan peran pemuda dalam sektor pertanian semakin signifikan. Ia mengajak generasi muda untuk memiliki mimpi besar, konsisten dalam usaha, dan tekun dalam menekuni bidang pertanian.
"Harus ada optimisme terhadap capaian kita menjadikan Indonesia emas, bahkan kita bisa rebut dalam waktu cepat. Kalau Bapak sepakat, kita bisa guncang dunia 5 sampai 10 tahun ke depan. Mau sukses? Mulailah dari mimpi besar, kemudian konsisten dan jangan lupa untuk menekuni," imbuhnya. Seruan ini ditujukan khususnya kepada generasi muda, yang diharapkan dapat membawa inovasi dan teknologi modern ke dalam sektor pertanian untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Amran juga menyampaikan bahwa pemerintah tengah gencar mewujudkan swasembada pangan melalui berbagai program strategis nasional, seperti program cetak sawah dan optimasi lahan. Ia memastikan bahwa saat ini ketersediaan pangan di Indonesia dalam kondisi aman, bahkan stok pangan menjelang Ramadhan tahun ini tercatat sebagai yang terbesar. Ke depan, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.
"Dan kita bersyukur karena stok kita tahun ini sebelum Ramadan merupakan yang terbanyak. Ke depan kami akan merancang Indonesia lumbung pangan dunia," tutup Amran. Target ambisius ini menunjukkan optimisme pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam sektor pangan global. Namun, keberhasilan target tersebut sangat bergantung pada berbagai faktor, termasuk dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, inovasi teknologi, dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.
Secara keseluruhan, pernyataan Mentan Amran Sulaiman ini dapat diinterpretasikan sebagai sebuah ajakan sekaligus optimisme terhadap potensi besar sektor pertanian Indonesia. Ia tidak hanya menekankan aspek ekonomi, tetapi juga aspek kepemimpinan dan peran generasi muda dalam membangun sektor pertanian yang berkelanjutan dan mampu membawa Indonesia menuju kejayaan ekonomi. Pernyataan ini juga menjadi pengingat pentingnya perhatian dan dukungan pemerintah terhadap sektor pertanian sebagai pilar utama perekonomian dan ketahanan pangan nasional. Tantangan ke depan terletak pada bagaimana pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dapat mewujudkan potensi tersebut secara nyata dan berkelanjutan.